Oleh: Fathy Farhat khan | November 24, 2011

EKSPEDISI SUMPAH PEMUDA GUNUNG RINJANI, LOMBOK, NTB

“Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrasi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” (Soe Hok Gie)

Pesan bijak  Soe Hok Gie, Sang Demonstran, itu tentu terasa menghujam kedalam dada dan menjadi spirit yang lebih terasa keshahihannya ketika, kami, Team Ekspedisi Soempah  Pemoeda akan menentukan sbuah pilihan aksi untuk mengisi dan memaknai hari Sumpah Pemuda tahun ini. Dengan spirit ingin melakukan aksi nyata, karya nyata, yang berkesan dan bermanfaat pada momentum hari sumpah pemuda tahun ini, pada tanggal 21 Oktober 2011 kemaren Team Ekspedisi Soempah Pemoeda  Jogjakarta memulai ekspedisinya menuju sebuah tempat di kawasan timur Indonesia, sebuah destinasi yang cukup eksotik dan menantang untuk petualangan kali ini, pulau nan unik, pulau nan exotic, pulau seribu masjid: Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia Raya Tercinta Tanah Air Beta!!!

Dan ternyata ada goresan lukisan surga yang tlah terhampar di atas kanvas raksasa pulau Lombok oleh Sang Arsitek Alam.Ya…., Pulau yang dipimpin oleh seorang Ulama sekaligus Umaro yang disebut “Tuan Guru” itu ibarat sebuah Kanvas Raksasa dengan pantai-pantainya yang indah sebagai bingkainya.
Beberapa judul lukisan alam yang tergores diatas kanvas raksasa pulau lombok itu adalah “Gunung Rinjani” , “Pantai kuta”, dan “Gili Trawangan”.

Gunung Rinjani! Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar luas pulau Lombok. Gunung yang hikayatnya merupakan tempat bersemayam dewi Anjani ini dari sisi ketinggian merupakan Gunung Tertinggi ketiga seindonesia setelah Gunung Jayawijaya dan Gunung Kerinci. Tetapi dari sisi panorama, banyak yang berkomentar gunung ini sebagai Puncak terindah diantara “seven summit” yang ada di indonesia! Aaaaah, keindahan yang sulit untuk di ungkapkan dan dilukiskan dengan kata2! Andai saja kahlil gibran pernah melihat panorama Rinjani, mungkin kan sedikit lebih terdiskripsikan secara apik panorama Gunung dengan Kaldera berupa danau segara  anak yang berposisi 2000 m dpl itu…..

Memulai petualangan dalam ekspedisi kali ini pada tanggal 21 Oktober, Team Ekspedisi Soempah Pemoeda , yang terdiri dari 6 personel, memilih berangkat melalui jalur darat dengan rute Jogja, Banyuwangi, Bali, Lombok.Tiba di pulau Lombok pada tanggal 22 Oktober, dan Pendakian kali ini dimulai pada tanggal 23 Oktober disaat sang mentari muncul setinggi galah dari peraduannya.Pendakian dimulai dari Posko Sembalun Lawang yang merupakan rute yang cukup menantang namun memiliki eksotisme panorama yang cukup indah. Beberapa menit setelah start saja mata kita sudah dimanjakan dengan hamparan rumput sabana yang berlatar Gunung Rinjani nan gagah berbalut awan yang bergelantungan di birunya langit nan cerah.

Setelah membelah sabana Sembalun nan ganas, mendaki bukit penyiksaan yang merupakan tantangan terberat di rute Sembalun ini, akhirnya Team Ekspedisi Soempah Pemoeda , yang terdiri dari Ikkin, Wawan, Naufal, Khalim, Yoyok, Tri, berhasil menginjakkan kaki di Plawangan Sembalun yang merupakan pos terakhir sebelum menuju ke puncak Gunung Rinjani. Setelah berhasil menginjakkan kaki di Puncak trianggulasi tertinggi Gunung Rinjani, Team Ekspedisi Soempah Pemoeda Kepanduan DPW PKS DIY, bergegas melanjutkan perjalanan turun melalui rute, danau segara anak – Senaru. Dan akhirnya, Alhamdulillah, pada tanggal 29 Oktober, Team Ekspedisi Soempah Pemoeda  tlah berhasil melakukan ekspedisi besar ini, dengan sampainya di Pos Rinjani Tracking Info yang berada di Senaru. Alhamdulillah….

Misi pemasangan plakat peringatan dan himbauan moral bagi para pendaki sudah terpasang di Danau Segara anak, Panorama Rinjani sudah terekam dalam kamera, Pelajaran Semangat Juang dan makanan jiwa dengan segala rerupa lauk ruhiyah  pendikian tlah terhujam dalam dada,  maka perjalanan Team Ekspedisi Soempah Pemoeda  DIY nan melelahkan akhirnya tertuntaskan sudah….., smoga sbuah perjalanan yang kan memperluas wawasan dan mengasah jiwa, sbagaimana sbuah ungkapan bagi para penjelajah dunia mayapada: “Travel broadens the mind, raises spirit”.

Dan inilah Rekam Visual Ekspedisi itu Kawan…….

Petualangan itu dimulai dari sini

Tonggak Sejarah dalam Petualangan ini

Sang Rinjani berbingkai Savana dan Birunya langit

Birunya langit dan savana

Setapak menuju puncak

Si Bolang

Sunrise menjelang puncak

Sisi lain puncak Rinjani

Segara Anak dikala senja...

view dari watu ceper, jalan menuju senaru

Segara anak dari Senaru

Segara Anak dari Senaru

Berlatar Segara anak di puncak senaru

Team Ekspedisi Soempah Pemoeda 2011

Dek Naufal dan Ayahnya di Puncak Rinjani

Danau Segara Anak dan Tebing Rinjani

Bunga Rumput di bibir Danau Segara Anak

Mancing ikan di Danau Segara Anak

Bersama Si Bolang (dek Naufal) di Danau Segara Anak

dan Plakat pengingat itu pun tlah terpasang

Like Father Like Son...

Di Pantai Gili Trawangan

Oleh: Fathy Farhat khan | Mei 9, 2011

Sejumput Surga nan Berselimut Kabut

Bersiap turun dari puncak kenteng songo

Bersiap turun dari puncak kenteng songo

“Sesuatu yang tidak sampai membunuhmu kan membuatmu menjadi lebih kuat”

Kawan…, setiap kaki ini tertuntun hati dan pikiran tuk melangkah menuju puncak sebuah pasak bumi nan gagah, diri ini slalu mencari tema filosofis apa yang kan menemaniku sepanjang langkahku menuju puncak gunung itu hingga tiba lagi di rumah.

Kawan…, kemudiah apakah tema filosofis yang ku bersamakan ketika tanggal 1 mei 2011  kmaren  kaki ini melangkah, mendaki, berlari, melompat, meloncat melewati lembah dan bukit, melewati hamparan savanna nan mempesona, menyeberangi lautan edelweis  nan suci menuju puncak kentheng songo, puncak tertinggindari  Sang Merbabu?

Langit gelap, pekat tertutup awan hitam nan ghothic, sang kilat menyambar memuntahkan energy listrik alamnya nan dahsyat, langit tak hanya menangis tapi juga memuntahkan air keberkahannya teruntuk bumi nan setia, kabut putih melambai sepanjang perjalanan menyapu pandangan kami , menyelimuti pandangan kami hingga memperpendek jarak pandang sorot mata ini, dan dinginnya hawa alam mayapada yang berkendara sang Bhayu nan gesit membelai , mencubit, bahkan menusuk diri ini…….

Dan kabar baiknya wahai Kawan….,  perjalanan,petualangan, dan pendakianku kali ini teranugerahi oleh situasi seperti itu….dahsyat !!!!

Cukub berat, menantang , berbahaya, tidak nyaman, penuh cobaan!!!! Itulah kesan pertama dalam petualanganku kali ini kawan……..

Tapi kawan…, bukankan alam tlah mengajarjan banyak hal pada kita? Bahwa kita harus selalu berfikir positif dan mampu untuk mengkonversi setiap hambatan dan halangan menjadi sebuah tantangan nan mengasyikkan, menjadi sebuah pil pahit untuk kesehatan dan kekuatan jiwa kita, menjadi sebuah barbell yang kan menguatkan otot-otot  jiwa dan raga kita,menjadi sebuah pukulan yang kan menjadikan kita tiada terlena dan tetap waspada, menjadi sbuah wahana yang kan membesarkan syukur kita pada-Nya……….dan satu lagi kawan….menjadikan kita  tuk slalu dekat dan  ingat akan diri-Nya beserta panggilan-Nya…..

Duhai kawan…, ungkapan nan sederhana namun berani dari seorang filusuf Jerman, Nietzche, menjadi tema filosofisku kali ini yang menemaniku setiap tapak menuju puncak dengan penuh senyum keceriaan:

“Sesuatu yang tidak sampai membunuhmu kan membuatmu menjadi lebih kuat”

Kawan…, dan inilah rekam visual dari perjalananku “on may day” meikhlaskan diri ini tuk jadi buruh-Nya bahkan tuk membelai langkah demi langkah di sepanjang jalur pendakian Merbabu dari BaseCamp Selo hingga Puncak Kentheng Songo demi mengkhatamkan dan menghayati ayat-ayat  kauniah alam-Nya nan Mempesona…………

savana merbabu berlatar gagahnya merapi berselimut awan

savana merbabu berlatar gagahnya merapi berselimut awan

Di Puncak Gunung kutemukan sahabat-sahabat sejati nan mencintai alam ini...

membaca peta kontour sbagai bagian dari pembelajaran pada ekspedisi kali ini

membaca peta kontur yang merupakan bagian dari pembelajaran pada ekspedisi kali ini..

berlatar hamparan edelweis nan abadi kemerekahannya...

berlatar hamparan edelweis nan abadi kemerekahannya...

Dan inilah lanjutan dari petualangan itu kawan….

Mengintip "Negeri di atas awan" di antara 2 Bukit anak merbabu, Negeri di atas awan tempat bersemayamnya roh-roh sang pengelana suci penebar benih nirwana di dunia mayapada.....

Mengintip "Negeri di atas awan" di antara 2 Bukit anak merbabu, Negeri di atas awan tempat bersemayamnya roh-roh sang pengelana suci penebar benih nirwana di dunia mayapada.....

Gunung Merapi nan gagah berpayung awan berarak bersanding akrab dengan savana Merbabu nan cantik..

Gunung Merapi nan gagah berpayung awan berarak bersanding akrab dengan savana Merbabu nan cantik....

"Save Gaza" berlatar Gunung Merapi nan gagah berpayung awan berarak bersanding akrab dengan savana Merbabu nan cantik

Semburat Sang Surya mengintip damainya pagi nan sunyi di lereng Merbabu nan terjamah pemuda-pemuda petualang nan cinta negeri.... 🙂

Puncak 2 bersaudara Sindoro Sumbing, nun jauh disana nan terhubung oleh awan putih berarak dengan titik trianggulasi tertinggi dari Merbabu ...

Hallo Mister..., ini agus agus!!! tolong Mister Oba*a jangan ngebantui yahu*i ngebunuhin anak2 tak berdosa di Gaza ya...... 🙂

Gagahnya Sindoro-sumbing berbalut biru nya langit nan terteburi sucinya awan berhias karpet hijau savana nan terhampar di wajah bukit anak merbabu....

Kiranya...., inilah Pulau kapuk yang sesungguhnya teruntuk para penghuni nirwana penebar cinta di dunia mayapada...

Gagahnya Sindoro-sumbing berbalut biru nya langit nan terteburi sucinya awan berhias karpet hijau savana nan terhampar di wajah bukit anak merbabu....

Perpaduan nan indah antara hamparan savana, hijaunya bukit, birunya langit, dan sucinya awan.., namun ternoda oleh aksi narsis seorang anak manusia... 🙂

Oleh: Fathy Farhat khan | April 11, 2010

Diantara Tiga Kedekatan

“Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan  menjadikan  gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan. Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”

(QS: Ibrohim:33)

Sobat…., ada 3 kedekatan yang kurasakan ketika kaki ini menginjak sebuah puncak tertinggi dari salah satu mahakarya-Nya yang berupa Gunung….

Secara Logika diri ini sangat dekat dengan kematian…., batas antara kehidupan dan kematian terasa begitu tipis ketika kita berada di sebuah tempat seperti itu…., dalamnya jurang siap menyambut nyawa kita ketika kita lengah dan terperosok! Dinginnya suhu bisa mengakibatkan penyakit hipotermia yang mematikan, kram kaki bisa mengakibatkan kita tidak bisa turun ke tempat asal, kram perut pun bisa membuat kita tidak bisa memasukkan asupan energy ke dalam tubuh kita! Belum lagi jikalau sang Pencipta Gunung mengirimkan tentaranya yang berupa, hujan deras, sambaran petir,  kabut dingin yang menusuk tulang dan menghalangi pandangan, hembusan gas sulfatara yang beracun, guguran batu dari ketinggian, longsoran pasir dari daratan yang kita pijak, ataupun sekedar gigitan beracun dari tentara faunanya….Hanya karena cinta, rahmat, dan kasih sayang-Nya saja kita di ijinkan untuk bisa menginjakkan kaki di tempat tertinggi ini….Maka ketika kau sampai di titik trianggulasi tertinggi dari sebuah Gunung, janganlah setitik kesombonganmu kau ungkapkan dengan mengatakan kau telah menaklukkan Gunung, telah menaklukkan alam, karena alam tidak akan bisa kita taklukkan, akan tetapi Sang Penguasa Jagad Raya-lah yang dengan rahman dan Rahim-Nya telah menaklukkannya untuk kita…..

Secara Ruhani diri ini merasa dekat dengan Sang Pencipta……, ketika kematian begitu dekat maka kita kan mengingat kematian itu sendiri, kita kan mengingat persiapan dan bekal apa sajakah yang sudah kita persiapkan. Ketika hamparan panorama ciptaan-Nya dengan begitu nyata terhampar di depan mata kita maka kita akan semakin merasakan akan keberadaan-NYA, dan itu semua kan membuat ruhani kita semakin dekat dengan-NYA.

Secara fisik diri ini merasa dekat dengan Sang Pencipta……, ketika lutut kita lebih tinggi dari puncak tertinggi dari sebuah gunung, maka secara fisik kita sangatlah dekat dengan Sang Penguasa Gunung tersebut! Bukankan dalam sebuah hadits sahih telah disebutkan bahwa Rasulullah telah membenarkan pernyataan seorang perempun yang menjawab : “di Langit!” ketika di Tanya dimanakah Allah Berada? Dan di tempat itulah umbun-umbun kita dekat dengan langit itu…….

Maka ketika kau  berhasil menginjakkan telapak kakimu di titik trianggulasi tertinggi di salah satu pasak bumi itu…, bersyukurlah kawan, bertaubatlah kawan, tersenyumlah kawan, dan azzamkan tekad terbaikmu ketika kau nantinya sudah tiba di bawah sana….Subhanallah…..

Itulah sedikit perenunganku, ketika tanggal 9 -10 april 2010 kmaren aku mendapatkan kesempatan untuk silaturahim dan sharing bareng dengan kawan2 UKMI Darunajah STPN (Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional). Tapi kali ini tempatnya bukan di kampus, atau di mushalla kampus, atau di gedung pertemuan seperti biasa, kali ini tempatnya sangat unik dan special, yaitu : di puncak tertinggi Gunung Merapi!!!

Kawan…., dan inilah sedikit lukisan alam yang berhasil secara visual terekam oleh kamera sie dokumentasi ….. let’s cekidot…!!!

Spesial buat rekan2 UKMI Darunnajah STPN: Dhika, Eko, Nita, Faisal, Wais, Izal, Bowo, Ridho, Peypey, Upin. Thanks alot tuk ukhuwah dan pembelajarannya selama 2 hari kmaren, mohon maaf  jika selama acara kemaren ada salah kata dan tindakan. Sampai ketemu di “puncak-puncak” kesuksesan yang lain, tetep semangat, keep on moving, en chayooo….!!! 🙂

Di puncak bersama sang merah putih

Hormat kepada Sang pemilik puncak Merapi...

Menunjuk puncak selanjutnya...

Perayaan setelah sampai puncak: makan apel bersama!

sarapan pagi di basecamp watu bubrah

Terbang di tepi kawah...

di saat pemaknaan itu....

Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan
sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan
berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
(QS:Ibrahim:33)
Oleh: Fathy Farhat khan | April 8, 2010

MANDALAWANGI – PANGRANGO

Senja ini, ketika matahari turun kedalam jurang2mu
aku datang kembali
kedalam ribaanmu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta

malam itu ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi Kau datang kembali
Dan bicara padaku tentang kehampaan semua

“hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya “tanpa kita mengerti, tanpa kita bisa menawar
‘terimalah dan hadapilah

dan antara ransel2 kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas2 hutanmu, melampaui batas2 jurangmu

aku cinta padamu Pangrango
karena aku cinta pada keberanian hidup

Soe Hok Gie
Jakarta 19-7-1966

Oleh: Fathy Farhat khan | April 8, 2010

Mengintip Exotisme Magis Sejumput Surga Di Pulau Seribu Masjid

(sekedar oleh2 sederhana buat para sahabat karena terlalu bokek untuk membawakan plencing kangkung, atau ayam taliwang, atau nasi balap, atau ceret maling 🙂 )

Syukur alhamdulillah…., awal juli kmaren Sang Maha Pencipta berkenan tuk mengijinkanku sekedar menjejakkan kaki di pulau nan unik, pulau nan exotic, pulau seribu masjid: Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia Raya Tercinta Tanah Air Beta!!!Dan tahukah engkau wahai kawan….., ternyata ada goresan lukisan surga yang tlah terhampar di atas kanvas raksasa pulau Lombok oleh Sang Arsitek Alam.Ya…., Pulau yang dipimpin oleh seorang Ulama sekaligus Umaro yang disebut “Tuan Guru” itu ibarat sebuah Kanvas Raksasa dengan pantai-pantainya yang indah sebagai bingkainya.

Beberapa judul lukisan alam yang tergores diatas kanvas raksasa pulau lombok itu adalah “Gunung Rinjani” , “Pantai kuta”, dan “Gili Trawangan”.

Gunung Rinjani! Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar luas pulau Lombok. Gunung yang hikayatnya merupakan tempat bersemayam dewi Anjani ini dari sisi ketinggian merupakan Gunung Tertinggi ketiga seindonesia setelah Gunung Jayawijaya dan Gunung Kerinci. Tetapi dari sisi panorama, banyak yang berkomentar gunung ini sebagai Puncak terindah diantara “seven summit” yang ada di indonesia! Aaaaah, keindahan yang sulit untuk di ungkapkan dan dilukiskan dengan kata2! Andai saja kahlil gibran pernah melihat panorama Rinjani, mungkin kan sedikit lebih terdiskripsikan secara apik panorama Gunung dengan Kaldera berupa danau segoro anak yang berposisi 2000 m dpl itu…..

Tapi, dengan kamera digital cannon 7mp ku, setidaknya keindahan sejumput surga itu bisa sedikit kita intip……subhanallah…..

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis binatang dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS. Al-Baqarah [2] : 164).

Ya…, bisa kita intip sejumput surga di sana…, tapi tuk merasakan sejuknya udaranya, segarnya oksigennya, dan merasakan nuansa magisnya……………………………………….. kamu harus datang dan menjejakkan kakimu di sana!!!!! Jadi……, kapan kamu mau ke sana???? 🙂

Untuk lihat gambar lengkapnya silakan di klik di SINI ya…..

Oleh: Fathy Farhat khan | April 3, 2010

Inspirasi Nasionalisme Dari Gagahnya Merapi

“Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrasi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” (Soe Hok Gie)

Asap Sulfatara menyelimuti puncak sang merapi, hujan deras mengguyur sang merapi, kabut putih mengaburkan pandangan makhluk di lereng sang merapi, angin gunung yang dingin membelai punggung sang merapi……, itu semua tak menyurutkan langkah-langkah kecil beberapa bocah pemberani yang saya bersamai untuk mencari berbagai inspirasi yang tersembunyi di sekitaran puncak garuda.

Pada tanggal 2 – 3 April 2010 kemaren Kami  mengajak si bolang yang terdiri dari Azam kelas 3 SDIT alam nurul islam, mamat kelas 3 SD, Bimbim kelas 2 SD, dan Affa kelas 3 SDIT Lukman Al Hakim Jogjakarta untuk bersama-sama mengambil berbagai hikmah kehidupan yang bisa kami dapatkan dari sebuah game sederhana layaknya sebuah game dalam out bound yang sudah sering mereka jalani selama ini. Untuk kali ini jenis permainannya adalah……..: “Mendaki Puncak Merapi”!!! Yah……, sebagaimana outbound yang selama ini telah sering mereka jalani…., game “Mendaki Puncak Merapi” hanyalah kan menjadi sebuah permainan tanpa makna, tanpa bekas, tanpa inspirasi, hanya hiburan semata, jikalau kita tak kan secara ikhlas dan santun berfikir dan mecari sejuta hikmah di dalamnya yang kan kita aplikasikan dalam kehidupan nyata kita……, untuk itu inilah sedikit rekam visual perjalanan mereka yang smoga kan menjadi inspirasi dan “detonator hikmah”  yang kan meledakkan semangat dan keimanan kita…… amiin. lets cekidot sobat…..!!!! (klik pada gambar untuk memperbesar ukuran gambar)

Si Bolang Mamat, Bimbim, Azam dan Affa berlatar Gunung Merbabu....

Saya dan si bolang itu di etape pertama

Bersama Kakak beradik di Puncak Merapi

Di puncak merapi bersama Temen BAPALA Klaten

Like Father Like Son

Makasih Ponari Sweat nya ya mbak.... 🙂

Persahabatan sesama pemberani

Like Father Like Son

Like Father Like Son

Sobat Bapala in action...

Aksi bimbim 1 detik setelah menginjakkan kaki di di puncak

Bersama Mas-mas dari Jakarta

Berlatar Gunung lawu

Abi ketinggalaan di belakang

3 fathers 5 sons

Moment Sunrise

Bagai aurora borealis di Alaska

Bimbim dan Azam berlatar Pasar Bubrah

Asap Sulfatara di kawah Merapi

Seni di Kawah Merapi

Mengabadikan moment di Base Camp Selo

Sunrise di Pasar Bubrah....

pasar bubrah on high anggle

Oleh: Fathy Farhat khan | November 11, 2009

Mengintip Ayat Tuhan Di Perut Bumi

Banyak  misteri yang bersanding dengan keindahan yang menakjubkan di dalam perut bumi kita ini…..

Sahabat skalian….., kali ini saya postingkan pengalaman saya di pertengahan oktober 2009 kmaren, yaitu perjalanan sederhana saya sekedar untuk mengintip beberapa Ayat Kauniah-NYA di dalam perut bumi ini….

Yups…, dengan 2 sahabat saya…, saya mencoba ber-muroja’ah akan sisi lain dari bumi kita ini yang mungkin masih penuh misteri, yaitu Goa vertikal atau sering disebut “Luweng” yang berada di daerah Karst/ Kapur di Kecamatan Semanu, Gunung Kidul.

Luweng adalah salah satu penampakan geografis daerah karst (kapur). Luweng berbentuk seperti sumur yang besar dan dalam biasanya berhubungan dengan sistem gua (sungai) bawah tanah. Pada kawasan karst di daerah Gunungkidul banyak terdapat sistem-sistem gua bawah tanah dengan luwengnya yang sering disebut dengan gua vertikal (karena pintu masuknya vertikal).

Penyusuran gua vertikal adalah sebuah petualangan yang menyajikan sensasi tersendiri. Untuk dapat masuk ke dalam gua kita harus menguasai teknik SRT (single rope tehnique) atau teknik melintasi tali tunggal. SRT adalah sebuah tehnik yang berbahaya dan beresiko tinggi. Untuk itu safety procedure harus benar-benar ditekankan karena nyawa taruhannya. Tali yang digunakan untuk SRT adalah tali kernmantel statis dengan autostop sebagai descendernya. Untuk naik (ascending) menggunakan jummar sebagai stir up nya.

Luweng jomblang terletak di daerah Semanu  Gunungkidul dan termasuk dalam sistem kalisuci. Luweng ini memiliki jalur SRT setinggi kurang lebih 45 meter. Penyusuran gua memberikan pengalaman yang berbeda dengan petualangan lainnya. Di dalam gua kita akan melihat sebuah kenampakan yang luarbiasa yang tidak ada di dunia luar. Pada luweng jomblang terhubung dengan luweng grubung oleh sebuah gua yang sangat besar. Di bawah luweng grubug (sering disebut aula) pada pukul 12 siang sinar matahari yang masuk dalam luweng setinggi kurang lebih 85 meter ini akan menimbulkan sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan. Sinar matahari masuk membuat garis-garis tegak lurus yang sangat kontras dengan kegelapan gua. Selain iru kita juga dapat mandi di sungai bawah tanah dan mengamati ornamen-ornamen gua.

Nah sahabat skalian…., mari kita intip sejumput surga yang tlah Sang khaliq teteskan di dunia mayapada ini…….

muka goa

"Muka Goa on High Anggle"

Inilah Muka Goa vertikal/ luweng  yang menyerupai sebuah sumur raksasa dengan diameter sekitar 50-an meter dan di tumbuhi berbagai semak dan pepohonan, bagi yang takut ketinggian dimohon untuk tidak deket-deket… 🙂

2. ekosistem di muka goa

"Ekosistem Hutan di Dalam Goa"

Keunikan Goa ini salah satunya adalah terdapatnya ekosistem Hutan yang cukup besar dan lebat yang terdapat di dalam dasar goa vertikal

3. pintu masuk goa

"Pintu Masuk Goa Horizontal"

Setelah turun secara vertikal sedalam kira-kira 100 meter, kita akan menjumpai bagian goa yang horizontal sepanjang 100m menuju ke goa vertikal yang lain yaitu Goa Brubuh…

Garis Cahaya

"Garis Cahaya"

Garis cahaya yang berasal dari mulut goa brubuh membelah kegelapan dalam Goa Brubuh…

5. bermandikan cahaya

"Ku Bermandikan Cahaya"

Terpana oleh exotisme stalaktit dan stalakmit di Goa Brubuh sambil menikmati mandi cahaya dalam kesunyian goa….

6. bagai lorong waktu

"Bagai Lorong Waktu"

Inilah Mulut Goa Brubuh yang saya jepret dari dalam goa, unic, exotic, dan agak gothic gitu….

7. sungai bawah tanah

"Sungai di Perut Bumi"

Potensi besar di dalam Goa ini adalah sebuah sungai bawah tanah yang tak pernah kering airnya sepanjang tahun….

Oleh: Fathy Farhat khan | November 9, 2009

Wisata Extreem di Pantai Timang nan Exotic

Subhanallah…., TALI tambang plastik sepanjang 200 meter berumur tiga tahun itu menjadi satu-satunya gantungan hidup saat menjelajahi Pulau Panjang dengan menaiki “kereta” gantung dari Pantai Timang. Adrenalin yang terpacu menciptakan sensasi wisata ekstrem yang tidak bisa ditemukan di tempat lain selain di Gunung Kidul, DIY.

Sahabat skalian…, Pulau Panjang adalah nama sebuah pulau kecil di seberang Pantai Timang,Purwodadi,  Kecamatan Tepus. Pulau ini menjadi lokasi penangkapan lobster bagi warga sekitar.

Untuk memudahkan penyebrangan dari Pantai Timang menuju Pulau Panjang, maka dibangunlah “kereta” gantung dengan tali tambang sebagai relnya. Tukijan bersama lima temannya harus berenang di antara tebing curam dan melawan ganasnya ombak laut selatan untuk membuat jalur “kereta” gantung itu.

Awalnya mereka hanya memasang dua utas tambang menuju ke pulau tersebut dengan biaya Rp 900.000. Masing-masing tali memiliki panjang sekitar 200 meter dengan diameter empat senti meter.

Sebelum ada “kereta” gantung, Tukijan bersama tema-temanya kerap batal berburu lobster ke Pulau Panjang karena terhalang tingginya gelombang. Selain menjadi sarana mencari lobster, kursi gantung itu juga diminati wisatawan. Tukijan pun kerap mendapat penghasilan tambahan dengan menjadi operator kursi gantung bagi wisatawan.

Para pencinta olahraga off road dan pemancing yang kerap mengunjungi Pantai Timang adalah sedikit orang yang telah merasakan sensasi “kereta” gantung tersebut. Ketika saya kesana Awal Oktober 2009 kmaren emang pas lagi keadaan ombaknya sangat keras, dan ini malan menambah sensasi yang luar biasa!!! Ketika saya berada di atas kereta gantung itu suara deburan ombak yang bertabrakan antara dua sisi pulau  terdengar bagai ledakan besar : BYUUUURRRRRRR!!!!. “Allahu Akbar!!!” Teriakku ketika air laut muncrat menghempas tubuhku yang sedang terayun-ayun di atas “kereta pemacu adrenalin” itu, hingga basah kuyup badan ini….sungguh luar biasa kawan…..

Rasa takut memang mendominasi ketika menaiki kursi gantung yang terbuat dari kayu dan ditarik dengan tali tambang plastik ini. Apalagi ketika deburan ombak laut selatan bisa menjangkau tubuh yang terayun-ayun di ketinggian 50 meter dari permukaan air laut. Namun dengan bekal keberanian dan keyakinan, semua itu terbayar menjadi sebentuk kenangan yang tak akan bisa dilupakan…Jadi…, kapan sahabat skalian kan silaturahim kesana dan mencoba sensasinya..????? Aku tunggu ya…..

1. pulau panjang2

Pulau Panjang

Pulau Panjang adalah ikon utama pantai timang, di pulau berupa batu karang inilah para penduduk “Ngrendet” yaitu mencari lobster dengan menggunakan perangkap khusus…

Pulau Panjang on High Anggle

Pulau Panjang on High Anggle

Pulau panjang saya jepret dengan teknik framing  dari atas bukit sebelum sampai ke anjungan kereta gantung tradisional

Exotic Sekaligus Ekstreem

Exotic Sekaligus Ekstreem

Instalasi kereta gantung tradisional ala gunung kidul yang menghubungkan antara daratan dan pulu Panjang yang exotic

4. bukit timang

Bukit Timang

Hijaunya rerumputan dan pandan laut seolah membentuk frame tersendiri yang mempercantik pulau Panjang di kejauhan

5. instalasi ala gunung kidul

Instalasi Unik Ala Gunung Kidul

Instalasi sederhana ala gunung kidul yang hanya terdiri dari tali tambang dari plastik, kayu buatan 6 nelayan untuk berburu udang di pulau seberang

6. lintasan maut

Lintasan Maut

Lintasan yang bergoyang-goyang, deburan ombak yang menggelegar, runcin dan tajamnya batu karang dan dalamnya lautan di bawahnya menjadi tantangan tersendiri di sini…

6a. check instalasi

Checking Instalasi

Sebelum melakukan penyeberangan saya lakukan checking alat dulu, apakah sudah memenuhi standar “safty procedur”, dan ternyata sudah memenuhi standar minimalis, hehehe

7. antara exotix, ekstreem, hijau, biru, dan putih

Antara Exoticx, Ekstreem, Hijau, Biru, dan Putih

Subhanallah…., perpaduan lukisan alam nan elok

8. masih bisa narsis juga

Masih Bisa Narsis Juga

Mas Dayat, sahabat saya, sedang narsis ketika sudah berada di tengah kereta gantung, padahal awalnya harus saya paksa dulu biar berani naik kereta itu, hehehhe, piss ya mas dayat…

9. timang dari atas bukit

Pantai Timang dari Atas Bukit

Di teluk antara dua bukit inilah pantai timang itu berada……

10. tegarlah seperti karang, konsistenlah seperti ombak!!

Tegar Seperti Karang, Konsisten Bagai Ombak

“Berdiri kokoh tak goyah oleh berbagai ujian, dan istiqomah untuk terus bergerak dan berjuang”: itulah salah satu hasil tafakurku di surga dunia ini…

11. tebing pantai timang

Tebing Karang Pantai Timang

Tebing-tebing yang tajam dan tinggi adalah ciri khas yang dimiliki pantai-pantai di Gunung Kidul, termasuk di pantai Timang ini…

12.narsis di antara deburan ombak

Narsis di Antara Deburan Ombak

Keindahan alam ciptaan Tuhan yang “ternodai” oleh sifat narsis dari seorang makhluk yang bernama manusia….piss lagi ya bro.. 🙂

13. monster pantai timang

Monster Pantai Timang

Yuyu Putih, yang merupakan spesies unik di pantai Timang menambah ramai ekosistem pantai ini yang sangat exotic…

"Kompaknya Bapak dan Anak"

Like Father Like Son

Pak Tukijan, seorang nelayan pantai timang sedang memandangi anaknya yang sedang mengisi liburan di hari Minggu itu dengan memancing ikan di pantai timang…

18. aku dan si pemberani itu..

Aku dan Bapak Yang Pemberani Itu

Saya berbincang dengan Bapak Tukijan, seorang nelayan pemberani yang berani bertarung dengan maut dengan berenang menerjang ombak menuju pulau Panjang ketika pertama kali memasang instalasi kereta gantung itu, hanya  sekedar untuk berburu lobster guna menyambung hidup…

15. dayat

Bro Dayat Beraksi

Dengan kekuatan penuh, sahabat saya, Mas Dayat, menarik tali-tali kereta gantung itu agar kereta bisa berjalan

16. bagai terbang di awan

Bagai Terbang di Awan

Sensasi yang sungguh luar biasa saya rasakan ketika saya berada di tengah kereta gantung itu..

17. aku narsis

Hasrat Untuk Narsis

“Bloging adalah budaya Narsisme!!!” Itulah  salah satu komentar ahli saat acara e-life style di metro tv, dn saya-pun mempraktekannya di pantai timang… 🙂

20. aturan yang harus ditaati

Rambu-rambu Penting

Etika Panjat tebing ditulis di pintu masuk area panjat tebing di pantai Siung, untuk liputan di pantai Siung, tunggu postingan saya selanjutnya ya…keep stay tune on this station yach… 🙂

Oleh: Fathy Farhat khan | Oktober 24, 2009

PAGI YANG PALING INDAH

pagi yang cantik di pantai timang

pagi yang cantik di pantai timang

Setiap pagi hari ketika saya  bangun dari peraduan dan kemudian memulai aktivitas saya hari itu, semangat, keceriaan, syukur  dan optimisme untuk melalui hari itu selalu dengan sekuat tenaga aku canangkan. Yups, karena itu merupakan modal awal untuk melalui semua aktifitasku di hari ini. Suatu waktu aku merenung dan timbul sebuah pertanyaan dalam benakku, pagi yang seperti apakah menurutmu kan disebut  sebagai sebuaah pagi yang indah? Pagi yang indah tentunya adalah sebuah pagi yang tlah terwarnai dengan semangat, keceriaan, syukur dan optimisme!!! Tapi kawan…, rasa-rasanya masih ada yang kurang ya kalo hanya sebatas  bermodal semangat, keceriaan, syukur dan optimisme untuk menghadapi berbagai tantangan di seharian ini. Haruslah ada aktivitas  nyata juga yang harus kita persiapkan untuk menghadapi dan menyambut tantangan-tantangan di seharian ini. Aktivitas apa itu gerangan? Bangun sebelum subuh kemudian melakukan sholat malam, dilanjutkan shalat shubuh berjama’ah di masjid, kemudian dilanjutkan dzikir ma’tsurat kubro atau sughro, kemudian dilanjutkan membaca beberapa ayat Kalam Ilahi adalah aktivitas-aktivitas yang kan membuat pagi ini menjadi lebih indah. Tapi pagi yang paling indah yang setiap kali aku melaluinya aku merasa sangat memiliki pagi itu adalah ketika itu semua masih kutambah lagi dengan 2 raka’at shalat dhuha, 2 raka’at shalat taubat, 2 raka’at shalat hajat, dan tentunya beberapa rupiah yang kuinfakkan di jalan-Nya. Subhanallah….,betul-betul pagi yang paling indah ketika itu semua tlah kukerjakan.Hati ini terasa sejuk, tubuh  ini terasa ringan, dan fikiran ini terasa sangat  fresh tuk berpetualang di dunia mayapada pada seharian nanti. Ya robb, berikanlah rahmat dan kasih sayang-Mu agar bisa ku awali semua hari-hariku dengan sebuah pagi yang sangat indah….Amin Yaa Robb….

Jogja berhati nyaman, duaempat oktober duaribu sembilan…

Oleh: Fathy Farhat khan | Juli 15, 2009

“AKU MEMANG ORANG GILA”

Dunia ini hanyalah sekumpulan orang-orang gila dengan kelompok, jenis, jurusan dan fakultas kegilaan masing-masing (fathy farhat khan)

Begini critanya kawan…, malam rabu kemaren pas gue nongkrong di forum rutin pekanan gue, ketika dibacakan oleh my boss tentang taklimat dari struktur yang isinya tentang akan diadakannya pendakian masal ke gunung merbabu untuk kader dan simpatisan sebuah partai dakwah (hehehe, gak usah gue sebutin namanya ya, paling juga udah pada tau kan?) ada satu temen gue bilang : “wah, orang yang naik gunung itu orang gila!!!ngapain dia capek-capek, kedinginan naik gunung, tapi setelah sampai atas dia turun lagi!” Begitulah komentar sohib gue anggota nongkrong malem reboan nan asoy itu…Saat itu gue diem aja en berfikir tentang ucapan sohib gue tercinta tersebut. Sohib gue ngelanjutin critanya:”Tapi ane pernah naik gunung sekali lho, saat itu ane sama temen kuliah ane naik Gunung Sumbing, nah saat sampai di puncak dalam kondisi cuapek dan dingin abiz, ane sampe ga mau turun, pokoknya gak mau turun!!tapi ama temen ane yang pengalaman ane dipaksa, dan tangan ane ditarik untuk turun dan akhirnya ane sampai bawah juga!! Sejak itu ane udah gak mau lagi naik gunung!kurang gaweyan!!” Kemudian gue berfikir tentang statement sohib gue tersebut. Emang betul sohib gue tersebut, tapi menurut gue masih perlu di terusin tuh statement, ya…“Dunia ini hanyalah sekumpulan orang-orang gila dengan kelompok, jenis, jurusan dan fakultas kegilaan masing-masing” yaaa, sebagian orang mungkin akan melihat orang lain gila apabila melakukan hal-hal yang mungkin berbeda cara pandang dengan dirinya tentang ghayah / tujuan sebuah aktivitas, tentang meaning dari sebuah aktifitas, tentang metodologi/ uslub untuk mencapai tujuan tersebut. Mungkin orang menganggap naik gunung adalah sebuah kegilaan jika ia memandang bahwa naik gunung hanyalah aktifitas naik, capek, dingin, ngabisin uang, trus sampek puncak trus turun lagi, trus badan capek semua trus udah gitu doang! Tetapi buat beberapa pemuda luar biasa tidak demikian, pemuda luar biasa itu kan bisa menjadikan atau memandang bahwa naik gunung adalah bahagian dari realisasi dari sebuah jihad tertinggi!! ya…, sekelompok pemuda unik itu melihat bahwa naik gunung adalah komitmen dia untuk merealisasikan sebuah ghoyah/ tujuan hidupnya yaitu al jihad sabiluna, “jihad adalah jalan kami”. Para pemuda kaum ghuroba/ minoritas itu melihat bahwa naik gunung adalah serpihan tujuan mulianya tersebut, yaitu persiapan dan melatih diri untuk melaksanakan jihad di jalan suci, sebahagian dari tyarbiyah jasadiyah/ pendidikan fisik untuk melatih fisiknya agar lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan yang akan menghalangi niatnya untuk menuju tujuan tertyingginya: Almautu fisabilillah asma amanina/ Mati di jalan Allah adalah cita kami tertinggi. Sebagaimana orang akan melihat aktivitas sekelompok orang di partai dakwah tertentu yang semaleman mau pasang bendera dan rontek tanpa mendapat bayaran sepeserpun kecuali dengan bayaran “jazakallah bro” adalah sebuah kegilaan juga! Jadi halambok yo -o marilah kita bersama-sama saling menghormati antar orang gila dan emang sesama orang gila dilarang saling mendahului kan…hehehe, piss meeen!!!

Older Posts »

Kategori